Rabu, 21 Maret 2012

Hari Air, Hari Anti Monopoli Air & Pencemaran Air

Sudah menjadi sesuatu Hal ditanggal 22 Maret tiap tahunnya para aktivis lingkungan bersuara tentang air, tentang penyelamatan, tentang peruntukan, tentang pencemaran, tentang penghematan dan lain sebagainya. Air adalah salah satu sumber kehidupan untuk manusia dan alam yang ada sekelilingnya termasuk tumbuh-tumbuhan. Tanpa air kehidupan inipun tidak bisa dilanjutkan, karena sangat pentingnya air bagi kehidupan ini. Namun pemahaman tentang airpun kian hari kian tidak terang alias meredup bagi mereka: mereka yang meneriakan, mereka yang diam dan mereka yang sengaja untuk membuat air tidak berguna karena tidak bisa dikonsumsi akibat pencemaran atau membuat air menjadi suatu barang yang harus dimonopoli.
Air hari ini menjadi suatu momok yang menakutkan bila terjadi banjir dan menjadi racun akibat kerakusan manusia dan memandang rendah fungsi air itu sendiri. Air hari ini berubah menjadi barang yang laku untuk dipasarkan dengan cara menutup mata air untuk dimonopoli, membiarkan rakyat menderita karena kekurangan air khususnya air bersih. Demi peruntungan perekonomipun air dan biota yang ada didalamnya menjadi korban, zat-zat kimia nan begitu berbahaya begitu mudah untuk dibuang kedalam air. Air memang selamanya akan diam, airpun akan tetap diam, airpun selamanya bisa bersahabat dengan yang lain jika mereka kita perlakukan dengan baik dan bijak.
Seribu kali aktivis lingkungan turun aksi jika kesadaran akan pentingnya air ini tidak ada terpatri didalam kehidupan perindividu, maka alhasil seruan akan menjadi sekedar seruan, dan keadaan tetap berjalan seperti apa adanya. Kesadaran itu memang sangat penting khususnya kesadaran kepada pihak pemerintah dalam mengerakan roda kenegaraan ini. Pemerintah harus tanggap akan hal ini, pemerintah jangan hanya bisa mengambing hitamkan persoalan air kepada pihak lain. Bagi masyarakat saatnya bergerak dengan memperlakukan air dengan bijak, saatnya menjadi pemain bukan menjadi penonton atas tangan-tangan yang tidak bertangung jawab untuk merusak fungsi air.
Kondisi Air Kalimantan Tengah
PALANGKA RAYA – Menteri Negara Lingkungan Hidupo Prof. Dr. Gusti Muhammad Hatta, mengatakan, indeks kualitas lingkungan hidup di Kalteng cukup rendah. Dari 28 provinsi, Kalteng menduduki peringkat 27, satu posisi di atas Jakarta.
“Saat ini indeks kualitas lingkungan hidup di Kalteng hanya 45,7 berada di bawah angka rata-rata nasional 59,73 indeks dihitung sejak 2006 dengan indikator kualitas air, kualitas udara dan tutupan lahan. Kalteng berada di urutan kedua paling bawah dari 28 provinsi yang diberi indeks,” terangnya usai memberikan arahan pada rapat koordinasi dengan 14 bupati / walikota se-Kalteng dan Kepala BLH se-Kalteng di Aula Jayang Tingang. Senin (18/10) pagi. (http://www.menlh.go.id/kualitas-air-kalteng-rendah/)
Berdasarkan penelitian Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kalteng, kualitas air sungai di 11 daerah aliran sungai (DAS) Kalteng berada di urutan 27 dari 33 provinsi. Menurut Mursid Marsono Kepala BLH Kalteng, pencemaran sungai terjadi di wilayah hulu sungai, yang berasal dari eksploitasi sumber alam seperti penambangan emas dan batu bara dan perkebunan kelapa sawit.
"Karena itu, saya mengimbau, terutama bagi masyarakat di hulu sungai, jangan mengonsumsi air sungai secara lansung sebelum diolah terlebih dulu," ujarnya, kemarin. WARGA yang tinggal di bantaran sungai di Kalimantan Tengah juga dihimbau tidak mengonsumsi air sungai secara langsung. (http://satunegeri.com/berita-42-11-aliran-das-kalteng-tercemar.html)
KUALITAS air Su­ngai Kahayan sudah tercemar logam be­rat. Meski masih di bawah baku mutu (aman), ber­dasarkan hasil penelitian yang dilakukan Laboratorium Lingkungan milik Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pa­langkaraya diketahui air Su­ngai Kahayan sudah tercemar zat berbahaya seperti merkuri. Berdasarkan uji laboratorium pada Juli lalu, kandungan mer­kuri di Sungai Kahayan di bawah baku mutu. Yakni ku­rang dari 0,00053 Mg/L. Diperkirakan, kandungan zat berbahaya itu semakin tinggi, me­ngingat kondisi air Sungai Ka­hayan keruh dan berwarna kecokelatan selama musim ke­marau. (http://borneonews.co.id/component/content/article/9-frontpage/14435-sungai-kahayan-tercemar-logam-berat.html)
Kalimantan Tengah - KAPUAS, (kalimantan-news) - Unsur Pimpinan DPRD Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) mendesak Badan Lingkungan Hidup (BLH) menindaklanjuti dugaan pencemaran air sungai di Desa Buhut Jaya, Kecamatan Kapuas Tengah. "Kami mendesak BLH Kapuas dalam waktu ini untuk menindaklanjuti laporan dugaan air sungai di Desa Buhut yang tercemar," kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kapuas, Mahmud Iif Safruddin di Kuala Kapuas, Selasa. Karena sampai sejauh ini, BLH Kabupaten Kapuas masih terkesan lamban dalam menindaklanjuti laporan dugaan pencemaran sungai desa setempat yang diduga berasal dari air limbah batu bara perusahaan tambang batu bara didaerah itu. (http://www.kalimantan-news.com/berita.php?idb=8845)
Sudah banyak berita yang telah diuji kebenarannya mengenai baku mutu kualitas air di Kalimantan Tengah dan saatnya tidak saling menyalahkan namun langsung memberi sanksi kepada yang terbukti bersalah atas pencemaran air. Pemerintah harus mempunyai terobosan atas permasalahan dan jangan menutup-tutupi jika ada hal-hal yang seharusnya dikhabarkan kepada publik. Jangan menyalahkan rakyat atas perbuatannya selama ini namun seharusnya pemerintah pusat maupun daerah harus merefleksi atas semua yang terjadi.

air air air

ember kosong mencuri tenang dari tidurku lagi lagi bingkai mimpi kehilangan satu sudut
percuma aku bangun yang kulihat hanya bumi menangis sendu,
air berteriak sampai kering detak jantung hutan berhenti ditusuki ranting kering,
penyakit datang berakhir kematian bukan karena perang tapi langka-nya air bersih,
kotori saja bumi kita biar senang puaskan diri sendiri,habiskan sumber mata air kita buat cepat dunia binasa

apakah itu keinginan kita apa yang telah kita lakukan pada bumi kita sampai kapan aku butuh nafas untuk berhati bersih, bumi rindu penyelamat air kehidupan apakah anda? penyelamat itu ayo beri air pada anak cucu tapi bukan air mata.

@ryo Sang Penggoda !

Front Marhenis



2 komentar: