Norhadie Karben
Tulisan
ini bersumber dari tulisan seorang teman yang sering “mengupdate”aktivitas
hariannya dalam mengelola sumber daya alam. Beliau adalah Bapak Norhadie, warga
asal Desa Mantangai Kab.Kapuas. Beliau sering menginformasikan aktivitasnya
melewati media sosial dalam hal ini facebook. Bapak Norhadie dalam catatan hariannya
ingin memberikan kita tentang satu gambaran perjuangan mengelola tanah. Catatan
harian sendiri Menurut Alice D. Domar, menulis buku harian adalah sebuah langkah untuk
mengungkapkan emosi dan perasaan kita dan membantu kita untuk merawat pikiran
kita. Juga dengan berkembangnya teknologi, buku harian sekarang tidak hanya
ditulis pada secarik kertas namun juga bisa berupa data di komputer atau notebook bahkan ada yang berupa fasilitas daring untuk
menulis buku harian di Internet.[1]
Suatu ketika,
Bapak Norhadie mengupdate statusnya di Facebook banyak komentar yang
bermunculan salah satunya mengenai harapan bahwa status-status beliau dapat
dituliskan secara lengkap. Karena menurut mereka bahwa status Bapak Norhadie
cukup penting untuk bahan pelajaran khususnya mengenai budaya dayak dalam
mengelola tanah. Dari sanalah terbesit ide untuk menuliskan ulang apa yang
sudah ditulis oleh Bapak Norhadie dengan gaya catatan harian. Dalam penulisan
ini saya sudah meminta ijin kepada yang bersangkutan dan saya memohon maaf jika
tulisan ini tidak mengambarkan ataupun mewakili ilmu pengetahuan keseluruhan
dari Bapak Norhadie.
Tentunya
tulisan ini tidak menuliskan ulang secara keseluruhan apa yang telah ditulis
dalam status facebook Bapak Norhadie. Pembatasan tulisan ini hanya pada bagian cerita
mengenai pengelolaan tanah bersama kaum tani yang berwadah dalam serikat tani
mangantang tarung.
Semoga tulisan
ini menjadi inspirasi bagi kita semua dan pelajaran penting yang harus
dipraktekkan.
Larangan
Membakar Bagi Petani
Dapat kabar dari kampung halaman
bahwa ada tamu dari jakarta bersilaturahmi hanya untuk berdiskusi dan melihat
lahan pertanian yang kami kelola dengan sistem pengolahan lahan tanpa bakar
musim tanam Asep, heemm.... upaya dalam rangka merubah sistem pengolahan tanah
bergambut dalam budidaya padi dari berladang masih akan saya lakukan bersama
kaum taniku di Serikat Tani Manggatang Tarung pada musim tanam Okmar tahun ini.
Suatu kebanggaan bagi kami bila pengolahan lahan pertanian tanpa
bakar yang kami lakukan dapat merubah pola pikir masyarakat yang ada disekitar
kami dan menjadi percontohan demi untuk menghilangkan citra buruk selama ini
dikambing hitamkan sebagai penyebab kebakaran hutan.
#Tetap bersemangat
kawan-kawan taniku @pencemaran nama baik petani :D !!! ...
Nyata terjadi
hari ini, entahlah.... apakah betul kebakaran/terbakar/dibakar hingga merambat
kw hutan itu akibat sengketa lahan antar warga karena adanya kehadiran perusahan
perkebunan sawit yang sudah mengantongi izin kosensi.
Ingat... pemerintah melakukan
pelarangan membakar lahan harus ada pengecualian untuk petani ladang, tetapi
dengan prasyarat tertentu sebab jika pemerintah cuma bisa memasang spanduk
bertulis pelarangan membakar dengan sangsi denda dan ancaman penjara 15 tahun
justru membuat masalah kebakaran kembali terjadi tak terkendali.
Setakut-takut masyarakat dengan teror ancaman spanduk serta
patroli oleh alat negara bersenjata tak akan mengatasi masalah kebakaran sebab
masyarakat petani bila tidak ada pembinaan/perhatian dari pemerintah maka
sangat mungkin masyarakat "petani ladang" dengan karifan lokalnya
menjaga api supaya terkendali tidak mejalar kemana mana akan menjadi Petani
Burung (istilah saya) yang melakukan pembakaran dimana mana tanpa dikendalikan
(Manyeha) mendapatkan lahan tempat siap tanam padi hanya untuk memenuhi
kebutuhan pokok pangan keluarga.
Ini adalah sumur yang
kami buat di kawasan hutan rimba bergambut untuk memenuhi kebutuhan air yang
kami perlukan buat minum dan memasak serta keperluaan lainnya, saya pun tidak
heran dengan kondisi hutan gambut yang masih baik dapat menyediakan air walau
saat musim kemarau karena hutan sudah sering berada dalam hutan saat musim
kemarau.
Jadi ingat sekitar
tahun 1987 disaat orang tua saya mengajak berusaha masuk kedalam hutan untuk
bekerja mencari kulit kayu gemur saat musim kemarau, kala itu untuk mencari
kulit kayu gemor masuk kedalam hutan berjalan kaki hanya menyurusi jalan
rintisin kecil dan diaerah jalan yang bergambut dalam serta berair maka
ditebanglah pohon sebesar paha untuk membuat semacam titian atau sering disebut
oleh kami dalam kesehari-harian adalah TABENGAN.
Suatu ketika saya dan ayah mendapat pohon gemor yang sangat
besar sehingga membutuhkan berhari-hari untuk mendapatkan kulit kayu gemor
melalui beberapa tahapan dan proses hingga pengasapan atau pengeringan dan siap
angkut, dihutan memang sarang nyamuk dan saya sejak kecil alergi terhadap
gigitan nyamuk karena setiap kena gigitan kulit akan mengalami
korengan/mambuhit maka saya pun setiap hari selalu menghidupkan api di tanah
bergambut itu untuk mendapatkan asap buat mengusir nyamuk. Tetapi api tidak
menjalar padahal saat itu musim kemarau dan saya baru sadar bahwa didalam hutan
gambut yang masih baik masih bisa menyinpan air setelah melihat sumur yang
dibuat oleh orang tuaku dekat tempat bekerja untuk memasak air membikin teh dan
memasak nasi ketika istirahat siang hari.
Dalam hatiku kala itu
pantas api yang kuhidupkan diatas tanah hutan gambut tidak bisa terbakar atau
menjalar luas bila air didalam masih tetap ada.
Pelarangan membakar lahan untuk
berladang tanpa solusi mencerminkan hari mendung hitam bukan kemerdekaan
sejati, kilauan mata pisau regulasi pejabat menakutkan rakyatnya sendiri bukan
untuk korporasi investasi asing.
17 agustus nanti berada di hutan lebih MERDEKA !!! ...
Larangan pembakaran lahan bukan
hutan seharusnya ada pengecualian bagi petani dgn prasyarat dan ketentuan
selayaknya dapat dipenuhi oleh masyarakat kecil, misalnya dgn memberikan solusi
dapat melakukan pembakaran lahan garapan terbatas (bukan membuka lahan baru)
bagi petani ladang agar masih dapat melakukan bercocok tanam padi untuk
kebutuhan hidupnya.
Jika tidak maka pemerintah harus mendata jumlah KK dan Jiwa
petani yang ada disetiap desa atau kampung dan siap memberikan beras untuk
kebutuhan 1 tahun kedepan atau mempasilitasi percetakan sawah serta kelengkapan
saranan produksi.
Masyarakat petani ladang itu
seolah dianak tirikan oleh pemerintah sebab selama ini orang orang pendatang
seperti di transmigrasi saja yang dibina dan dibimbing.
Masyarakat petani lokal sangat penting dan mendesak untuk
diberdayakan bukan untuk diperdaya dengan aturan aturan pelarangan tanpa
solusi, bangkitlah pemuda pemudi pribumi !! ...
#itu obrolan
kami dengan ketua serikat tani dan kades kalumpang siang ini#
Tatantangan demi tantangan silih
berganti untuk bisa mempertahankan secuil tanah buat menyambung hidup dari
perampasan lahan kaum taniku oleh pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit
hingga kebijakan pemerintah yang memberikan izin kosensi mengalih fungsikan
kawasan pertanian kaum tani ke perkebunan kelapa sawit,
Kini harus kembali menerima tantangan kebijakan pemerintah tentang
"Dilarang Membakar Hutan dan Lahan" yang dikeluarkan tanpa solusi,
kami fokus pada larangan membakar lahan sebab kami masyarakat petani tidak
pernah membakar hutan.
Penegakan hukum hanya tajam
kepada wong cilik bermodal keringat dan tumpul pada pada investasi bermodal
besar !?
Petani ladang menjadi sasaran empuk untuk dikambing hitamkan
sebagai pelaku pembakaran yang menjadi sumber bencana bencana asap demi
melegalkan perbuatan penyelewengan terhadap pemberian izin dan perbuatan pihak
lain yang merusak hutan.
Ditahun 2016 ini, alam menjadi saksi bisu dan sang maha pencipta
yang mengetahui segala perbuatan baik maupun buruk oleh semua insan manusia
memberikan sedikit pencitraan bagi kaum petani yang tetap beraktivitas
berladang dan tak ada asap tahun ini melanda.
Tantangan untuk berpikir keras dan bekerja keras hanya untuk
sesuap nasi harus dijalankan demi keluarga dan membiayai kebutuhan masa depan
anak - anak yang masih menempuh sekolah, perjuangan untuk suatu perubahan masa
depan tak akan terhenti menghadapi tantangan sebelum kepala paku berbunyi
dipukul kepala palu.
Kaum taniku bersatulah..... Untuk tetap berlawan dengan berbagai
tantangan, menjalani perjuangan bukan berarti harus bersimbah darah tapi
penjajahan gaya baru harus dihentikan.
#Hentikan perizinan perkebunan skala besar dikawasan gambut
#Hentikan alih fungsi lahan pertanian #Hentikan perampasan lahan # hentikan
intimidasi menggunakan aparat negara yang seharus mengayomi dan menjadi panutan
rakyat !! ..
Kaum
Tani Ku
Hutan dan rotan alam menyatu jadi
satu dan rotan memberi manfaat yang menghasilkan hasil hutan non kayu.
Nanti dehh... ku catat tentang rotan dan hutan bagi
masyarakat dibagian hulu sungai kapuas ini, satwa juga punya peran penting
tentang sebaran tanaman ini tumbuh didalam hutan.
Senang rasa pagi hari ini mendapat kabar dari kawan - kawan
kaum taniku dari kampung halaman bahwa tanaman pangan dan holtikultura yang
kami tanam dengan cara pengolahan lahan tanpa bakar dalam kondisi baik dan
subur, heemm... padi dan sayur yang kami tanam pun sepertinya akan mencukupi
untuk kebutuhan keluarga kami jika dilihat dari photo yang dikirim kepadaku
hari ini.
Tetap sangat kaum
taniku, uji coba pengolahan lahan gambut tanpa bakar ini adalah awal yang baik
bagi kelestarian lahan gambut dan alam disekitar kita.
Lahan gambut yang dengan tangan
ku sendiri mencakulnya selebar 60 meter dan panjang 70 meter lalu ku tanam padi
dan sayur dibulan april 5 bulan lalu sepertinya sangat subur kalau dilihat dari
photo yang baru saja keluargaku kirim hari ini untuk ku, tidak sia sia
keringatku sebesar biji jagung berkucuran membasahi badanku untuk melakukan uji
coba pengolahan lahan gambut tanpa bakar ini.
Semoga ini dapat memberi semangat bagi kaum taniku
untuk terus berjuang demi masa depan yang lebih untuk kehidupan dan lingkungan.
Kelompok tani yang ku bina sejak
tahun 1999 mendapat bantuan traktor tangan roda-2 model Quick G 1000 dari APBN
2016 (Provinsi) Ditjen Prasarana dan Prasarana Pertanian Kementerian
Pertaniaan.
heemm... akhirnya mimpi untuk memilikinya sudah
tercapai dan ini pertanda baik bagi kaum tani dalam menggapai cita - cita
mengelola lahan pertanian tanah gambut ramah lingkungan dapat keringananan
dalam mengolah tanah agar tidak mengunakan api lagi, kini dibutuhkan tekad dan
semangat untuk dapat melaksanakan pratek dilapangan dari hasil teori yang ku
dapat selama 3 tahun di Sekolah Menengah Teknologi Pertanian (SMT-Pertanian)
Kuala Kapuas bidang studi tanaman pangan dan Holtikultura tempo dulu.
Garagai
dan Nampoi
Terdapat 2 varietas padi yang ku
tanam sebagai uji coba penanaman di musim tanam April-September (Asep) dilahan
pertanian tanah gambut melalui sistem pengolahan lahan tanpa bakar ini, ada
varietas padi unggul sawah jenis padi ketan hitam berasal dari jogja dan ada
varietas padi gunung jenis unggul lokal Garagai serta Nampoi (Campuran).
heemm.... hasil pekerjaan yang kulakukan dapat kuamati sebagai
bahan penelitian ku sendiri selama ini dengan hasil dapat tumbuh sama-sama
subur ditanah gambut dan keistimewaan dari jenis unggul lokal padi gunung
garagai dan nampoi ini dapat dibudidayakan degan cara tanam layaknya padi
sawah.
Jika dikatakan uji coba ini sudah
berhasil kami lakukan sebab target capaian kami untuk kali ini hanya ingin
membuktikan bahwa tanah gambut dapat dikelola dgn sistem pengolahan lahan tanpa
bakar dan padi sawah serta padi gunung pun dapat tumbuh dengan baik, karena
hanya sedikit lahan yang digarap sehingga serangan hama tak luput dari ancaman
menurunnya hasil produksi.
andai saja musim tanam serentak, kemungkinan serangan hama pun
terbagi dan tidak seperti sekarang bahwa hama seperti burung pun datang
berkelompok untuk memakan buah padi yang sedang mulai berisi.
Perempuan
Tangguh
Sebelum berangkat kepondok lahan
pertanianku, tadi sore menyempatkan diri terlibat dalam obrolan kaum perempuan
tangguh ini dirumahku.
Heemm.... Ternyata mereka punya rencana buka usaha bercocok
tanam sayur secara kolektif, tapi mereka bingung lahannya dimana.
Karena mendengar perencanaan yang bagus dan sangat luar biasa
itu, lalu ku tawarkan lahanku seluas 50 x 50 meter yang sudah ku bersihkan dan
siap membantu mengolah lahan dgn menggunakan traktor tangan yang ada itu.
Mereka hanya ku minta menyiapkan
bibit saja dan menanam serta merawatnya dengan baik, lalu mengatakan mari
bersaing dengan ku untuk bercocok tanam sayur (Perkataanku bermaksud untuk
memberikan semangat buat mereka dan menciptakan kebersamaan mereka kaum
perempuan lebih erat lagi dikampung halaman).o
Aku membajak lahan buat ibu-ibu
ini untuk bercocok tanam sayur secara kolektif dan mereka pun sibuk mengcangkul
membuat bedengan serta menanam sesuai ajuran istriku yang secara kebetulan ikut
bekerja bersama ibu-ibu ini memanfaatkan ilmu pengetahuannya yang didapat dari
SMT-Pertanian kala itu.
sedikit sih .... bedengan dan tanaman hasil pekerjaan mereka
hari ini, tapi bagiku cukup membanggakan.
Ketrampilan menjahit yang didapat
istriku 8 tahun silam dari pelatihan yang diselenggara SP3 saat Hendra Gunawan yang bertugas di Desa
Mantangai Hulu, untuk mendapat bantuan berupa 1 unit mesin Obras dan 2 Unit
mesin jahit serta seperangkat alat pendukung pengrajin rotan itu kami berdua
bersusah payah serta tak menyerah oleh hujan kedinginan dan saat panas kami
kepanasan dijalan untuk berurusan ke kota palangka raya dengan jarak 236 kilo
meter dari kampung halaman.
Menyusuri jalan setapak yang rusak becek dikala hujan dan
pernah terjungkal mengendarai motor dengan muatan rotan yang penuh diboncengi
dibelakang, taburan debu berterbangan kami hirup saat jalan kering dan kala itu
terasa mengganggu pernapasan juga jarak pandang baik malam hari maupun disaat
siang hari.
Entahlah ..... Kemana alat-alat
yang diserahkan kePemdes kala itu, tidak tahu dimana rimbanya alat-alat itu dan
tak pernah mendengar kaum perempuan yang dilatih mengunakan alat itu.
Dengan mesin jahit jadulnya ini, istriku sudah banyak membantu
anak-anak mulai dari sekolah TK dan SD hingga SMP untuk menjahit pakaian
sekolah dikala musim tahun ajaran baru serta menjahit pakaian lain dengan biaya
murah dan awet tahan lama.
#Perempuan memang
harus diberdayakan bukan untuk diperdayakan#
Sebuah kebanggaan besar memiliki
kaum tani perempuan yang juga mau berpikir keras dan bekerja keras bersama kaum
petani laki-laki melakukan suatu perubahan demi masa depan yang lebih baik,
nampak ditengah lahan ladang sana kaum petani laki-laki sedang mengumpul kayu
yang berserakan (Manyimpuk) dan mencangkul sebagian gundukan tanah yang tinggi
untuk menutup lobang bekas dimakan api saat masih menggunakan sistem tebas
bakar.
Deru mesin traktor pun masih terdengar oleh kaum tani ku
membajak lahannya yang sudah bersih dari kayu kayu beserakan itu, terkadang
naik turun suaranya jika mata bajak menyangkut tunggak pohon yang masih tersisa
dilahan ladang itu.
#Tetap semangat
saudara kaum taniku menyelamat Gambuh dan menjaga Gambut #perlahan kita
pasti bisa !! ..
Penyuluh
Pertanian
Sebelum aku melakukan pekerjaan
pembajakan lahan saat berkumpul dalam pertemuan ada banyak kaum taniku
khususnya bapak-bapak yang berkata "Kapan kita mengundang Penyuluh
Pertanian datang untuk melatih dan memperkenakan cara pemakaian traktor tangan
itu" dan waktu itu aku hanya bilang " Sepengetahuaanku PPL kita
didesa selama ini tidak pernah datang kekampung kita memberikan penyuluhan, PPL
yang biasa datang kedesa adalah PPL desa lain yang selalu meminta tanda tangan
dengan ketua kelompok tani buat mengisi laporan pertanggungjawaban perjalanan
dinas mereka serta menanda tangani form lain berkaitan dengan aktivitas
kelompok dan saya kurang tahu persis kenapa PPL dari desa lainnya datang
sementara PPL yang seharus bekerja didesa kita sekalipun tidak pernah melihat
batang hidungnya" jawabku.
lalu sebagian dari kaum taniku berkata "percuma pemerintah
menggajih PPL itu kalau tidak melaksanakan tugasnya" katanya.
kemudian kujawab "Jangan terlalu berharap dari orang lain,
jika ada kesempatan nanti aku akan bagi pengalaman" kataku.
"memangnya kamu bisa" dapat pengalaman dari mana dan
belajar dari siapa" ada yang menjawab begitu.
aku bilang lagi " Urusan pengalaman dari mana dan belajar
dari mana itu jangan dipikirkan. sekarang perlu kita lakukan bagaimana traktor
tangan itu dibawa menyeberangkan sungai kali kapuas supaya bisa disampai
kelahan". kataku.
Besok kita bongkar satu persatu alat traktor itu menjadi beberapa
bagian lalu dirakit dilahan, bila tidak begitu maka tidak ada alat transportasi
air yang muat buat membawa keseberang" jawab mereka.
singkat cerita, alat traktor pun sudah terkumpul dilahan serta
dirakit. lalu karena tidak ada yang mau memulai melakukan pembajakan lahan maka
disela membersihkan lahan dari semak dan rumput liar serta mengumpulkan sisa
kayu yang berserakan ku coba mengoperasikan traktor tangan itu.
berselang satu hari kemudian, ada kawan tani yang datang
kepondokku untuk meminjam kunci busi pemotong rumput berserta kikir untuk
mengasah mata pisaunya dan heran menyaksikan lahan dekat dibelakang pondok
sudah ditraktor lalu ia berkata "siapa yang mentraktor itu lahanmu"
ujarnya
jawabku singkat kala itu "Aku sendiri" terus lanjutnya
"nanti sore aku mengajak kawan lain kesini untuk melihat kamu
mengerjakannya".
"Boleh", jawabku. lalu ia pergi dan diriku pun pergi
dari pondok melanjutkan pekerjaan menebas rumput liar dilahanku. ketika sudah
sore nampak ku lihat sekitar 5 orang yang datang kepondokku. lalu aku pun
pulang kepondok menemui mereka.
setelah mendekati mereka, lalu diantara mereka berkata
"ayoo..... piar hindai ramu te (ayoo.. jalankan lagi alat itu) sambil
menunjuk traktor tangan itu.
ku jawab "Kareh helu gawi hindai misi minyak ah te nah mang
(nanti dulu karena belum mengisi minyak itu paman" kataku.
setelah mengisi bbm ditangki, maka mesin pun ku hidupkan dan
melakukan pembajakan lahan disekitar pondok yang sudah ku bersihkan. beberapa
kali berputar dengan jarak sekitar 70 meter dari tempat star semula dan
terdengar teriakan serta tanda isyarat dari tangan yang diberikan agar berhenti
dan mematikan mesin.
"Hampeya tege waktum tau majar ikei nah pa yetno (kapan ada
waktumu melatih kami pa yetno/panggilan sehari-hari ku karena sudah berkeluarga
dan punya nama anak tertua adalah yetno)" kata mereka.
"terserserah mau kumpul banyak orangnya atau siapa saja
yang mau datang kesini setiap saat pasti ku bagi pengetahuanku" jawabku.
"Kalau begitu hari senin depan kami datang kesini lagi
dengan seluruh anggota lain biar bisa belajar teori dan sekaligus
paraktek" kata mereka
"Boleh, kapan saja kalian mau aku siap" ujarku.
beberapa hari ini memang banyak yang datang dan meminta untuk
dilatih dan rupanya mereka berniat jika lahan mereka sudah bersih dari sisa
kayu yang berserakan dilahan maka mereka pun ingin memiliki lahan seperti yang
ku olah tanpa bakar itu.
semoga apa yang ku lakukan selama ini dan nanti serta seterusnya
hingga akhir hayatku dapat memberi manfaat bagi kaum taniku ini, kelak bila
mereka sudah memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai dalam mengelola
lahan secara berkelanjutan mungkin kehidupan pun akan meningkat dengan hasil
produksi yang membanggakan sebagai petani "Wanatani".
#Butuh kesabaran
untuk mencapai mimpiku selama ini #Semoga tuhan
selalu memberkati dan memberikan jalan terbaik bagi kami dalam beraktivitas
sehari-hari demi hari ini dan masa depan generasi kami selanjutnya nanti#
Hangas
Dikala senja bergulir beralih
malam, angin ribut berhembus kencang dari selatan disertai petir
menyambar-nyambar diiringi hujan lebat dan gemuruh suara guntur dibagian timur.
Heemm.... ini pertanda musim "Hagas" ikan mulai dari
yang kecil sampai yang besar dan masyarakat seperti tahun-tahun sebelumnya akan
ramai menjadi nelayan musiman dengan berbondong-bondong menggunakan perahu
kecil masuk ke Sungai Mantangai didaerah Hutan Pukung Pahewan Bakung hingga
Danau Pulau Bagantung memasang perangkap ikan tradisional di TATAS seperti
bowo, hantai, tampirai, pasuran, rengge hingga memancing dan menjala dan lain
sebagainya untuk menangkap ikan dan aktivitas ini sudah menjadi tradisi sejak
nenek moyang kami dikampung halaman dan kampung sekitarnya.
Banjir
Kemarau yang tidak lama mungkin
kurang mengeringkan tanah hutan gambut di blok E yang kondisi masih baik
terletak di Kawasan Hutan Keramat Pukung Pahewan Danau Pulau Bagantung serta
kawasan Gambut Eks PLG di blok A yang rusak berat hingga kini menganga lebar
galian kanal-kanal raksasa memutus gubah gambut dalam diantara dua Daerah
Aliran Sungai (DAS) yaitu Sungai Kali Kapuas dan Sungai Kali Barito, resapannya
pohon dan tanah gambut pasti tidak mampu menahan dan menampung debit air hujan
yang sudah nampak hampir terjadi setiap hari.
Bersiaplah .... Kampung - kampung
rawan bencana banjir di sekitar Aliran Sungai Barito seperti Desa Sei Jaya,
Mahajandau, Tambak Bajai, Talekung Punei dan lainnya menerima kiriman air dari
Hulu Sungai Mantangai melalui jalur kanal- kanal eks Proyek Pengembangan Lahan
Gambut 1 juta hektar jaman orde baru itu masih meninggalkan penderitaan dan
sensara khususnya bagi masyarakat yang hidup disekitarnya bahkan bagi
masyarakat umum dibelahan dunia bila musim asap akan terjadi lagi.
PLG 1
Juta Hektar
Dulu sebelum PLG 1 juta hektar
yang merusak hutan gambut pada tahun 1996 dan kehadiran perusahaan perkebunan
kelapa sawit yang menambah kanalisasi bertujuan untuk mengeringkan gambut
bahwasannya masyarakat berladang ditanah gambut tipis tanpa sumur bor, tanpa
sekat/tabat, tanpa embung, tanpa cangkul, tanpa traktor dan tanpa pupuk dan
hanya ada sekat bakar dan supaya api tidak menjalar kemana-mana.
Kini masyarakat dituntut dengan berbagai tantangan tersebut
diatas dan dibebankan dengan ketakutan terhadap "Dilarang membakar hutan
dan lahan" tanpa diberi solusi. Namun kami di Gapoktan Serikat Tani
Manggatang Tarung lebih fokus pada larangan membakar larangan membakar lahan
karena petani tidak pernah membakar hutan dan merusaka tanah gambut dalam
(Gubah gambut).
Tetapi gambar diatas merupakan
upaya yang diterapkan oleh Gapoktan agar mendukung upaya pemerintah dalam
melakukan REDD + yang sudah dilaksanakan dan Restorasi Gambut masa yang akan
datang, selebihnya kami digapoktan berinisiatif untuk merubah pola pengolahan
lahan tebas bakar menjadi pengolahan lahan tanpan bakar secara perlahan dengan
harapan kegiatan ini masih tetap "Menyelemat Gambuh dan Menjaga
Gambut" demi masa depan yang lebih baik tanpa menyenderai kepentingan sepihak.
Berpikir keras dan bekerja keras secara mandiri adalah solusi
tepat yang dapat kami lakukan tanpa dukungan berarti dari berbagai pihak walau
kami memiliki berbagai keterbatasan, semoga langkah kecil yqng kami lakukan
dapat memberi dampak berarti bagi kehidupan hari ini dan dimasa yang akan
datang !!!
Manugal
Proses pemerataan tanah dengan
menggunakan tenaga manual dan alat berupa cangkul dilakukan untuk menutup
lobang dan tanah yang bergelombang, heemm.... banyak anggota kaum taniku tidak
dapat melakukan proses manugal/menanam padi gunung dilahan ladangnya karena
luapan air kiriman dari hulu dan air hujan serta air pasang mengakibatkan lahan
terendam sepanjang hari.
Hanya memberi saran kepada mereka agar mengikuti jejak kami yang
sudah melakukan penyemaian benih buat bibit supaya lahan masih bisa
ditanami walau menanam tidak dengan cara tradisional "manugal"
seperti biasa dilakukan setiap tahunnya. Meskipun merubah cara menanam layaknya
padi di lahan sawah seperti uji coba yang pernah dilakukan sebelumnya.
Pengalaman uji coba masa tanam
april september yang lalu dapat diterapkan agar lahan yang sudah dibersihkan
tidak sia-sia.
Menikmati secangkir kopi dalam
kesendirianku dipondok taniku ini setelah mendapat via telpon dari PPL bahwa
besok harus turun kekampung dan mengambil bantuan berupa alat manual untuk
menanam "Tundang" bantuan dari dinas pertanian di trans lamunti,
heemm... jadi ingat kemaren sore ada 3 orang kaum taniku datang ke pondok
taniku, mereka berkeluh kesah tentang lahan ladangnya yang tergenang sepanjang
hari sehingga tidak dapat Manugal/Menanam padi.
Mereka menyempatkan diri berjalan diatas lahan seluas 6 hektar
sebagai tempat uji coba pengolahan lahan tanpa bakar, pertanyaan demi
pertanyaan mereka lontarkan berkaitan proses pengolahan lahan serta bertanya
kenapa ada bibit yang sudah tumbuh.
Satu persatu pertanyaan mereka ku
jawab hingga tentang bibit yang tumbuh itu merupakan tanaman yang dipersiapkan
untuk antisipasi perubahan cuaca yang tidak menentu seperti sekarang perlu
mitigasi dan adaptasi.
Ku jelaskan semuanya agar mereka sedikit mengetahui tentang
perubahan iklim, memberi saran kepada mereka agar segera menyemai benih
didataran tanah yang tidak terendam buat bibit untuk menanam lahan ladang
mereka sudah dibersihkan tidak sia - sia walau sedikit mengalami keterlambatan
dalam menanam tanpa menghilangkan kebiasaan atau tradisi manugal seperti yang
sudah kami lakukan setiap tahunnya.
Menurut mereka bahwa larangan membakar lahan yang membuat
terlambat membersihkan dan membakar lahan meski dikendali serta dibantu sarana
dan prasarana seperti tabat, sumur bor, sekat bakar, beje bahkan alat pemadam
berupa mesin pompa tapi masih takut ditangkap oleh polisi.
#kasihan nasib
petani ladang#
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Mantangai
Hulu
31 Oktober ·
Mantangai Hulu merupakan desa yang berada di wilayah
kerapatan Adat Kedamangan Mantangai, Wilayah ini sebagian besar merupakan
wilayah Gambut dab dalam mengelola wilayah, masyarakat setempat selama
bertahun-tahun menggunakan Tata Kelola Adat secara kearifan lokal yang
diwariskan oleh leluhur nenek moyang turun-temurun.
Pada umumnya konsep
tata kelola merupakan pembagian peruntukan dan pemanfaatan kawasan seperti
kawasan mana yang boleh dijamah, tempat apa yang boleh dijadikan ladang, hutan
apa yang dinilai sakral dan tanah apa saja yang menjadi cadangan untuk
kehidupan dimasa yang akan datang. Konsep tersebut terbagi menjadi dua, pertama
adalah konsep pengaturan peruntukan kawasan hutan dan kedua adalah konsep
pengaturan mengenai peruntukan pemanfaatan tanah bergambut atau tanah mineral
bagi masyarakat dan pengaturan Peruntukan dan pemanfaatannya sebagai berikut :
Hutan Pukung Pahewan
adalah kawasan tanah adat dayak ngaju yang dikelola secara turun temurun serta
diwariskan kepada anak cucu sehingga kawasan tersebut dikembangkan atau
dilestarikan menjadi hutan lindung yang dianggap tempat leluhur serta
dikeramatkan sebagai tempat orang halus (nyaring dan jin), siapapun tidak boleh
menjamah tempat ini, tanpa permisi dan seijin dengan penghuni kawasan hutan
tersebut. Kawasan hutan adat dayak ngaju ini juga dijadikan sebagai tempat
ritual adat secara khusus.
Hutan Sahepan
merupakan kawasan tanah adat dayak ngaju dikelola dan dikembangkan menjadi
hutan produksi tempat masyarakat setempat berburu. Di dalam kawasan hutan
tersebut banyak binatang buruan yang boleh diburu ataupun dimanfaatkan dan
sumber daya alam dari kawasan tersebut seperti kayu, gemor, getah pantung,
rotan, obat-obatan tradisional dan lain-lain.
Kaleka adalah kawasan
tanah adat yang bersejarah yang juga pernah dikelola secara kearifan lokal oleh
nenek moyang pada jaman dulu dan dijadikan tempat mendokoh (tempat pemukiman
kecil), tempat berladang, dan juga ada peninggalan berupa kuburan, sanding dan
tanaman keras, karena terlalu lama ditinggal sehingga ditumbuhi semak belukar
dan sewaktu-waktu kaleka dapat kembali dijadikan sebagai tempat berladang
(Seperti dalam vidio merupakan wilayah kelola masyarakat dalam kawasan
pengelolaan ANDEL/sungai buatan secara manual dan kini di rehab dengan
menggunakan alat eksavator bantuan dari balai pengairan danau dan rawa region
kalimantan berkantor di Kabupaten Kapuas).
Tajahan merupakan
kawasan tanah adat mencakup beberapa nama yang jauh dari DAS (sungai besar),
Akan tetapi dibagian ujung anak sungai kecil wilayah tersebut banyak beje
(sejenis kolam), baruh/loto (kolam alami) dan sekelilingnya ditumbuhi kayu yang
besar dan tempat ikan berkembang biak. Masyarakat setempat dapat memanfaatkan
kawasan tersebut pada musim kemarau dengan menggunakan alat tradisional berupa
tangguk, siap (penjaring) dan lain-lain untuk menangkap ikan.
Bahu
adalah kawasan tanah adat dayak ngaju yang setiap tahunnya dikelola atau
digarap serta digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai
sandang pangan (seperti lahan ladang yang kami kelola hingga saat ini).
Play at the most exciting UK casino site!
BalasHapusPlay at the most exciting UK casino site! Play at the most exciting UK casino site! Play at the luckyclub most exciting UK casino site! Play at the most exciting UK casino site! Play at the most exciting