Masa
Kerajaan Kutai Martapura
(Muara
Kaman Dari Tahun 350-1605 M)
Kerajaan ini dulunya Bernama Qwitaire Maradapur (Kutai
Martapura) didirikan dalam tahun 400 M oleh Maharaja Sri Mulawarman Naladewa
Cucu Dari Penghulu Negeri Bakulapura Bernama Kundungga Keturunan Warga Sungga
memerintah (350M), Yang Bermenantukan Maharaja Sri Acwawarman
(Wamsekerta) memerintah (375M) Penegak Derajat Pendiri Dinasty dan
Kerajaan ini runtuh dalam Tahun 1605 M.
KAJIAN
TENTANG SEJARAH KERAJAAN KUTAI MARTAPURA
Tentang
Prasasti Yupa.
Pembahasan, mengenai penemuan 7 buah prasasti
peninggalan Kerajaan Kutai Martapura di Muara Kaman, yang dikatakan sebagai
kerajaan tertua di Nusantara dan merupakan Kerajaan Hindu pertama di Indonesia
sudah cukup jelas kita ketengahkan dan sewajarnya kita ungkapkan karena telah
dibahas dan diteliti secara mendalam. Bagaimana kita ketahui bahwa pada tahun
1870 adanya suatu penelitian di Muara Kaman, karena adanya penemuan-penemuan
berupa benda-benda yang menyangkut sejarah Kerajaan Kutai Martapura yang selalu
disebut-sebut dengan nama Kerajaan Kutai Mulawarman. Adapun benda-benda yang
diketemukan pada tahun 1870, tersebut antara lain : 4 buah tugu (Batu Prasasti
yang disebut Yupa), dua Buah Lencana Kerajaan yang terbuat dari Emas dan Patung
Kura-Kura Emas yang disimpan oleh seorang keturunan Raja-Raja di Muara
Kaman, menurut berita pada tanggal, 3 Juni 1879, K.F. Holle yang tertarik
dengan penemuan Perasasti Yupa tersebut melaksanakan pertemuan di Batavia
(Jakarta Sekarang) guna meneliti lebih jelas tentang perasasti yupa yang
ditemukan di Muara Kaman tersebut.
Pada Tanggal, 13 September 1880, Kren telah pula
mengadakan pertemuan di Royal Academy Of Sciences di Amesterdam Belanda, dalam
pesentasinya Kren berpendapat bahwa Yupa adalah sebuah perasati pendirian
sebuah Negara yang berbentuk kerajaan, maka oleh J.Pn.Vogel transkripsi yupa
diteliti secara seksama yang dibantu oleh F.D.K Bosch, dan beberapa epigraf
dari India Selatan yakni Fleet, Hultzsch, serta Vankayya. Hasilnya belum cukup
memuaskan. Sehingga pada tahun 1939, diadakan peneltian di Muara Kaman dan
menemukan 3 Buah Prasasti Raja Mulawarman yang disebutkan berasal dari abat
ke-IV, karemana meliat tulisan yang digunakan pada tugu batu tersebut adalah
huruf Pallawa dan menggunakan bahasa Sangsekerta Kuno dari India Selatan.Guna
memperjelas tentang pengkajian prasasti yupa pada tahun 1952, diadakan
perbaikan dalam pembacaan dan penerjemahanya oleh Raden Mas Ng. Poerbatjaraka
yang mengatakan bahwa tulisan-tulisan tersebut menggambarkan beberapa hal tentang
Kurban dalam sebuah acara kenegaraan dan kurban-kurban yang bersangkutan dengan
acara ritual agama Hindu, Menurut seorang pakar sejarah bernama Ny.Soeleman
mengatakan bahwa didalam batu prasasti yupa ada menyebutkan kata Vavrakecvara
yang diartikan lapangan luas tempat upacara kurban maka dalam pengkajian
tersebut (Rajah Cri Mala Varmanah Danam Puyatane Ksetrei Yadattam Varakecvare)
yang dikatakan Bahwa Sang Raja Sri Mulawarman yang amat mulia dan terkemuka
telah mengadakan kurban bertempat didalam Varakecvare, (lapangan luas) tempat
upacara sedekah yang disebut Upacara Bahuswarnakam yaitu kurban hadiah Sapi dan
Emas. Tulisan prasasti yupa yang kami kemukakan disini 2 buah dibahas
dalam bahasa sansekerta 5 buah dibahas dalam bahasa Inggris, sebagai berikut :
Tulisan Pertama :
……cri mantah cri narendraasya mahat manah putro
cvabharmo vikhya tan vancakarta yathancuman tasya putro mahat manah
trayas-trayas ivagnayah tssan trayanam pravarah tapa bola danavitah cri mala
varmanah rajendro yastava bahusvan akam yajnasya jupoyam dwijen drais sampra
kalpita………….
Diartikan :
Sang Raja Kudungga yang mempunyai putra wamsakarta,
melahirkan tiga putra seperti api sinarnya dan menjadi raja-raja berkuasa
diwilayahnya dan yang paling terkenal adalah Maharaja Sri Mulawarman Nala Dewa
yang mengadakan kurban besar dan memberi sedekah emas kepada para berahmana
yang datang ketempat itu, sehingga dia diyatakan kuat dalam berkuasa.
Tulisan Kedua :
…… cri manto nrpa much yasa rajah cri mula varmanah
danam puyatane ksetrei yadattam varakecevare dvi jatibhyo geni kalpebhyah
vuncater gg osahestii kam tasya punyasya yupoyam kerto vidrair ihagataih………..
Diartikan :
Sang Raja Sri Mulawarman raja yang mulia dan terkemuka
telah memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepara Berahmana sedekah itu
ditempatkan dalam varakecvare sebagai peringatan atas kebaikan sang raja Sri
Mulawarman dibuatlah tugu tiang pemujaan.
Tulisan Ketiga :
The illustrious monarch Mulawarman, having conquered
(other) Kings iu the battlefield, made them his tributaries, as did kings
Yudhisthira. At waprwkecwara he donmet forty thousand.....he again donated
thirty thousand. The pious king once again (ferforomed ?) Jivandana of
different kinds and illumination in his own town……by the pious one. This Yupa
has been ereeted by the Berahmanas who have come here (from) different (parts).
Diartikan:
Sang Raja Mulawarman menaklukan raja-raja di medan
perang, mereka harus membayar upeti sebagai mana yang dilakukan oleh raja
Yudhisthira di waprwkecwara, ia mendarmakan empat puluh ribu……kemudian
tigapuluh ribu. Mulawarman seorang raja saleh meyelengarakan Jiwandana yang
berbeda-beda dan penerangan dikotanya……oleh seorang yang alim. Yupa sudah
didirikan oleh Berahmana-Berahmana yang datang kesini dari berbagai daerah.
Tulisan Keempat :
Hail to the mighty king, the illustrious Mulawarman of
exalted rank, whouse gigts have been recorded at this holy spot after he, the
most excellent king, has betowed on Brahmanas the gifts of water, ghee, tawny
cows and sesame seeds as well as eleven bulls.
Diartikan :
Menyambut raja yang kuat, Mulawarman seorang raja
agung dan termashur telah mendarmakan peristiwa ini telah dicatat ditempat yang
suci. Mulawarman telah memberikan kepada Berahmana-berahmana hadiah air, miyak,
sapi yang berwarna kekuning-kuningan dan biji wijen dan juga sebelas ekor sapi
jantan.
Tulisan Kelima :
As Bhageratha was
brn on king segara………Mulawarman………
Diartikan :
Karena Bhageratha dilahirkan oleh Raja
Segara…….Mulawarman……(tulisan pada prasasti ini banyak yang rusak dan tidak
terbaca.
Tulisan Keenam :
Let the foremost amongst the priest and whatsoever
other pions men hear of the meritorious deed of Mulawarman, the king of
illustrious and resplendent fame of his greaft of cottle, his gift of a wonder
trce, his of land. For this multitudes of pious deeds this sacrificial post has
been set up by priest.
Diartikan :
Dengarkanlah oleh kaum sekalian. Berahmana yang terkemuka
dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi sang Mulawarman,
raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah
kehidupan atau semata-mata pohon kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan
sedekah tanah (yang dihadiahkan). Berhubung dengan semua kebaikan itulah tugu
ini didirikan oleh para berahmana (buat peringatan).
Tulisan Ketujuh :
The illustrios king Mulawarman gave away in charity a
heap of sesame seeds together with a multitude this yupa has heen engraved upon
of those two.
Diartikan :
Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua perkara yang
telah disedekahkan oleh sang raja Mulawarman, yakni gunung miyak (kental)
dengan lampu serta malai bunga.
Tentang Kerajaan Hindu Pertama di
Indonesia.
Kerajaan Kutai Martapura adalah kerajaan Hindu pertama
di Indonesia, bagaimana dikatakan bahwa agama Hindu telah menyebar dari abad
ke-II dan III tahun masehi dibawa oleh penganut agama itu sendiri, maka tidak
pernah agama itu dibawa dalam penyebaran dengan suatu peperangan dalam artian
agama itu dibawa dengan jalan damai melalui penganutnya yang rata-rata sebagai
saudagar, pedagang dan lain sebagainya mereka menetap didaerah-daerah wilayah
Indonesia dan terjadilah akultulasi pembauran kebudayaan dan kepercayaan, Corak
Hindu di Indonesia dimulainya dengan munculnya kerajaan Kutai Martapura,
Menurut seorang pujangga dari India bernama Walmaliki dalam sebuah kidungnya
bernama Ramayana, dia menggambarkan negeri yang kaya menghasilkan logam, serta
tumbuh-tumbuhan serta menjadikan daerah itu menjadi perhatian bangsa Hindu
(India), Yunani dan Tiongkok dan mulailah adanya suatu gejala politik berupa
pendirian kampung-kampung kemudian menjadi hiasan tujuh Negara di Nusa Emas dan
Perak, maksud dari itu dapat diartikan Kerajaan Kutai
Pada masa petalihan masyarakat kepulauan Indonesia,
mendapat corak yang luar biasa karena telah berlangsungnya pertemuan dua
peradaban yang maju yakni corak budaya Hindu dan Budha dengan corak budaya asli
yang dimiliki bangsa Indonesia yang berpusat pada tenaga tuah dan kesaktian.
Mengenai penebaran budaya asli Indonesia menurut
seorang bernama Van Helne Geldern sejak 4050 tahun yang lalu, yang meninggalkan
sipat-sipat pelaut dan cara bertani serta berbahasa dan kebudayaan lainya itu
berasal dari hulu sungai Hoang-Ho dan Jang Tse serta sungai Kiang dan Mekhong
(Cina) sedangkan pengaruh dari Sungai Berahmana Putra, dan sungai Irwadi
(India) semula berasal dari Semenanjung (Malaysia), menuju Kalimantan, dan
ke-Filipina, kepulauan Formosa, Jepang, pulau Sumatra dan Jawa serta Irian.
Kepulauan Nusantara pada zaman itu disebut orang Yunani dengan nama La Badlon
sedangkan orang Arab menyebutnya Sajabidja.
Bagai mana agama Hindu muncul yang menjadi agama
kepercayaan masyarakat dalam kerajaan Kutai Martapura di Kalimantan,
Dengan pemikiran serta didasari dari pengkajian fiolosopis bahwa didalam yupa
jelas telah menguraikan beberapa hal tentang kurban-kurban yang terkait dengan
Agama Hindu yang dianut oleh Raja Mulawarman. Adapun upacara kenegaraaan
Kerajaan Kutai Martapura seperti kurban Agatsya (Upacara pendirian dinasty),
menjelaskan tentang keturunan, kurban Bahuswarnakam (Upacara pemberian hadiah
harta berupa Emas), kurban Jivandana (Upacara hadiah jiwa berupa binatang
Sapi), kurban Waprakeswaea (Upacara pembangunan tempat pemujaan berupa bangunan
kuil atau candi), kurban Kalpa (Kalpataru) (Upacara penyerahan watas tanah
serta penanaman pohon kehidupan), dimana dikatakan sang raja meanugerahkan
miyak yang berasal dari pohon tengkawang dan biji wijen serta bunga melambangkan
kerajaan yang diperintahya memiliki kekayaan berlimpah serta memiliki
wilayah-wilayah yang dipimpin oleh para kepala negeri, kurban Bhagrtha (Upacara
kemakmuran) dimana telah dinyalakanya lampu sebagai sulu penerang kehidupan
rakyat yang dalam lindungan raja yang arib bijaksana telah melimpahkan harta
bagi kepentingan rakyat yang diperintahnya, karena raja memiliki wilayah
taklukan dan kekuasaan besar kurban tersebut dilaksanakan dan dihadiri oleh
para Berahmana dari berbagai negeri seperti Berahmana dari Kerajaan Amarapati,
Kerajaan Kalingga, Kerajaan Magadha, Kerajaan Sri Langka, Kerajaan Amatadipura,
dan Kerajaan Campa hal ini didukung dari keterangan bahwa Kerajaan Kutai
Martapura adalah sebagai kerajaan yang memiliki tambang Emas yang di ekplotasi
untuk diperdagangkan melalui pedagang dari India yang menjadi pemasok emas ke
Negara Yunani, Persia, Mesir, dan Eropa, emas tersebut didapat dari beberapa
kepulauan seperti Naladwiva, Swarnadwipa, Yawadwipa, dan Papua, halnya
orang-orang dari Campa (Kamboja) khusus didatangkan sebagai tenaga pencari emas
(pekerja tambang) hal ini dibuktikan dengan adanya orang Dayak Tunjung adalah
sisa-sisa orang Campa yang mendiami dataran tanah tunjung didaerah Pinang
Sendawar (Melak) di Kalimantan Timur.
Mengenai tambang emas, didalam Ramayana diceritakan bahwa ……Yatnavanto
yavadvipam saptarajyopacobhitam, suvarnarupyakadvipam suvarnakaramanditam,
yavadvipam artikramya ciciromama partvatahdivam aprcati crngena
devadanavasevitah…… artinya Selidikilah benar-benar kepulauan yang dihiasi
tujuh kerajaan nusa emas dan perak dengan banyaknya bertebaran tambang-tambang
emas (maksudnya Kepulauan Indonesia yang kaya akan emas).
Cerita ini terkait pada perintah Dewa Rama kepada
beruk putih bernama Hanoman yang diberi tugas mencari Dewi Sita pada waktu
diculik oleh Rahwana…etah apa cerita ini pula dikaitkan dengan Lencana Kerajaan
Kutai Martapura yang bernama Uncal atau Ucele yang menurut berita dari duta
besar hanya ada dua buah yang satunya masih ada di Sri Langka, bahwa benda
tersebut adalah milik Dewa Rama dan Sinta sebagai penangkal sumpah Dewa yang
menjelma sebagai binatang rusa yang dipanah oleh Dewa Rama didalam hutan dan mengutuknya,
oleh sang Batara Guru, Dewa Rama dianugerahi jimat penangkal bala, yang
kemudian diketahui jimat itu disebut Uncele.
Dimana kita ketahui bahwa kebudayaan Hindu dan Budha
bermula dari bangsa Arya, yang berasal dari ras Indo-Jerman yang bermigerasi
pada sekitar tahun 1500 SM, masuk ke India melalui celah Kaybar, sehingga
mendesak bangsa Dravida serta menguasai daerah lembah sungai Indus dan sungai
Gangga dan menjadikan pembauran kedua ras bangsa tersebut.
Silsilah Raja Kutai Martapura
Memerintah
dari Tahun 350-1605 di Muara Kaman
DISADUR DARI KUMPULAN CATATAN A.IANSYAHRECHZA.F DALAM BUKU MEMBURU SEJARAH
KUTAI 1996 .
1.
MAHARAJA SRI KUNDUNGGA ALIAS CRI
GEDONGGA
350-375
2.
MAHARAJA SRI ACWAWARMAN ALIAS WAMSEKERTA
375-400
3.
MAHARAJA SRI MULAWARMAN NALADEWA ALIAS
WAMSERAGEN 400-446
4.
MAHARAJA SRI WANGSA
WARMAN
446-495
5.
MAHARAJA MAHA WIJAYA
WARMAN
495-543
6.
MAHARAJA GAJA YANA
WARMAN
543-590
7.
MAHARAJA WIJAYA TUNGGA
WARAMAN
590-637
8.
MAHARAJA JAYA TUNGGA
NAGAWARMAN
637-686
9.
MAHARAJA NALA
SINGAWARMAN
686-736
10. MAHARAJA NALA PERANA TUNGGA
WARMANDEWA
736-783
11. MAHARAJA GADINGGA
WARMANDEWA
783-832
12. MAHARAJA INDRA
WARMANDEWA
832-879
13. MAHARAJA SINGA WIRAMA
WARMANDEWA
879-926
14. MAHARAJA SINGA WARGALA
WARMANDEWA
926-972
15. MAHARAJA CENDERA
WARMANDEWA
972-1020
16. MAHARAJA PRABU MULA
TUNGGALDEWA
1020-106
17. MAHARAJA NALA
INDRADEWA
1069-1117
18. MAHARATU MAYANG MULAWARNI ALIAS PUTRI AJI PIDARA
PUTIH 1117-1166
19. MAHARAJA INDRA MULIA TUNGGA
WARMANDEWA
1166-1214
20. MAHARAJA SRI
LANGGKADEWA
1214-1265
21. MAHARAJA GUNA PERANA
TUNGGA
1265-1325
22. MAHARAJA NALA DUTA (DEWAN RAJA
PERWALIAN)
1325-1337
23. MAHARAJA PUAN RENIQ GELAR WIJAYA WARMAN
1337-1373
24. MAHARAJA INDRA
MULIA
1373-1407
25. MAHARAJA SRI
AJIDEWA
1407-1425
26. MAHARAJA MULIA
PUTRA
1425-1453
27. MAHARAJA NALA PRADITHA
1453-150
28. MAHARAJA INDRA PARUTHA
1509-153
29. MAHARAJA DERMA SETIYA
1534-1605
Tentang Nama.
Ulasan tentang
sejarah nama Kerajaan Kutai Martapura dari asal mula pernamaan yang kita
jadikan bahan pengkajian ilmiah yang kita kaitkan dengan cerita mistis batin
keberadaan Kerajaan Kutai Martapura, didalam kitab Mahabarata dan Ramayana,
dijumpai nama pulau Kalimantan disebut Naladwipa dan daerahnya bernama Qwitaire
dan kerajaanya bernama Maradavure.
Bagaimanapun mengenai nama-nama tersebut dalam mistis batin Kerajaan Kutai
Martapura, dapat kita ambil dari sebuah bahasa, memang dan besawai serta
bedondang, yang merupakan pengantar bahasa hubungan antara alam nyata dan alam
gaib. Didalam sebuah memang dijumpainya kata Maruat Wanua Maradapur (Membuat
Kota Martapura) Kalimantan (Indonesia) dan Gaganesware cri Cala Campare Nagari
Perak Gemilang Kaca dapat diartikan bahwa bahwa Raja-raja tersebut datang dari
(Cricala) India yang bagaikan burung raja wali (Garuda) mengarungi cakrawala
dan membangun Negeri Perak di Malaya (Malaysia), Serta Negeri (Gemilang Kaca)
Campa (Kamboja).
Asal nama pulau Kalimantan di kaji dalam beberapa hal,
mengenai sebutan Kalimantan berarti, (Mantan Sungai) sekarang ada tiga sungai
yang dikenal dipulau ini yaitu Sungai Mahakam (Kaltim), Sungai Barito (Kalsel)
dan Sungai Kapuas (Kalteng) tidak heran di pulau Kalimantan membentang ribuan
anak sungai yang semuanya memiliki nama namun mari kita kembali kepada asal
nama pulau Kalimantan itu sendiri dikatakan bahwa sebutan orang Hindu menamakan
pulau ini Naladwiva, orang Belanda menyebutnya Borneo pastilah ada hal yang
menyangkut nama-nama tersebut yang akhirnya di sebut Kalimantan.
Mengenai nama Qwitaire bearti hutan belantara, asal
nama Kutai juga mengalami beberapa kali perubahan misalnya orang Cina
menyebutnya Kho-Thay bearti Bandar Besar (Kota Besar), penyebutan ini sejaman
pemerintahan Maharaja Nala Indra Dewa yang berperang dengan pangeran Cina dalam
tahun 1117 M, sedangkan pada waktu Raja Majapahit menbangun pangkalan militer
di Muara Sungai Mahakam daerah tersebut disebut Tanjung Kute dikepalai oleh
seorang Batara bernama Raden Koesuma adik tiri Raden Widjaya yang kemudian
dikenal dengan nama Aji Batara Agung Dewa Sakti yang membangun Kerajaan Kutai
Kartanegara.
Mengenai Nama
Pulau Kalimantan Banyak Mendapat, Tafsiran sebagai Berikut :
Þ
Wanua Pura, diartikan Dalam Logat Lain
Borneo adalah Barune.
Þ
Bakulapura, diartikan Pulau Yang Banyak
Memiliki Tanjung di tapsikan dalam Nama Kerajaan Tanjungpura.
Þ
Tanjung Negara Sebutan Majapahit Kepada
Pulau Kalimantan dalam Negarakretagama yang mencakupi Kepulauan Sulu di
Filipina.
Þ
Hujung Tanah sebutan Pulau
Kalimantan dalam Hikayat Banjar dan Hikayat Raja Pasai di Sumatra.
Þ Nusa Kencana sebutan Pulau Kalimantan
dalam Ramalan Prabu Jayabaya pada akhir Majapahit akan Menguasai
Tanah Jawa Oleh Yakni Bangsa Jepang yang dating Dari arah Nusa Kencana.
Þ
Jaba Daje artinya Jawa Diutara dari
Pulau Madura ini merupakan Sebutan Suku Madura atas Pulau Kalimantan.
Þ
Kalimantan berasal dari dua kosa kata
Kali – Mantan jika menurut dalam logat Bahasa Indonesia adalah
(Mantan berati Bekas dan Kali berate Sungai) bagai Manapun pulau ini di Dalam
Negara Indonesia disebut Pulau Kalimantan.