Selasa, 16 April 2013

PLEIDOIKU...



Matahari begitu sejuk menjilat kulit sang laskar kuning...
Pada hari itu niat baik menjadi terbalik
Konsesi sekata namun tak seiya jadinya...
Kepentingan berbalut budaya
Merantai jiwa - jiwa polos agar damai marunting batu aji

Polos dan tak berdosa
Terjerembab pada gubangan para babi - babi
Kamipun menjadi babi
Karena berada dalam gerombolan babi

Citra itu lenyap seiring air ludah dari kaum suci
Malaikat datang dengan jubah putihnya
Menghakimi kami
Bodoh, pelacur adalah puisi tersantun yg kami terima

Malaikat berbicara idealisme
Malaikat kecewa dengan kami yang telah ternoda
Karat sungguh berkarat dan segunung salah kami
Kami akui itu

Malaikat menumpahkan syair - syair merdu
Dari segala penjuru
Malaikat tertawa karena kami menjadi babi
Arti babi yang kami tak pahami

Malaikat menari - nari
Dengan menenteng pedang terhunus berkilau
Mata - mata malaikat walau sayu
Namun ingin menginginkan darah kami

Malaikat menjadi antusiasme
Terhadap kami
Saat terjatuh, saat digubangan babi - babi
Namun bukan sabda Tuhan namun bahasa babi yang dilafazkan

Malaikat mengutuk, mengutuk kami yg sudah senja
Disaat kami terseok, para malaikat angkuh disingasananya
Apakah ini sebuah keadilan seperti malaikat biasa seru
Tak ada jalankah yg harus ditempuh atau hanya bisa meludahi

Opini ini menjadi sempurna
Dengan tambahan rupiah sejumlah nasi
Bukankan ini adalah suatu perjalanan dan juga suatu pilihan
Pilihan yang harus diakui
Diakui kami salah dan kami bukan sempurna

Para malaikat apa kehendakmu
Adili kami
Dengan cara malaikat bukan cara babi....

Pada 14 Januari 2011 pukul 23:44

Cerita Demo BEM UNPAR di KPU Palangka Raya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar