Beragam cerita mengenai asal
usul Desa Buntoi, dimana didalam masyarakat Desa Buntoi tersendiri mempunyai ragam
cerita tersendiri mengenai asal usul Desa Buntoi tersebut. Pada Tahun 1670 Desa
Buntoi bernama lewu luwuk dalam batawi
karena pada saat tersebut ada seorang
bandar yang tinggal di lewu luwuk dalam batawi yang sekarang berkedudukan di
sei lalalm RT IV Desa Buntoi, Bandar adalah seorang pedagang yang sering
berniaga kaedaerah betawi (baca : jakarta) sehingga daerah asal bandar tersebut
disebut orang lewu luwuk dalam betawi.
Hikayat tentang bandar tersebut biasanya dituturkan oleh seseorang dalam ritual
adat mensena dimana kegiatan tersebut
dilaksanakan pada malam hari dan besoknya dimulai kegiatan manugal atau penanaman bibit bibit padi, hikayat tersebut dikenal
dengan ceirta sansana bandar. Atas
kesepakatan tetua kampung bahwa lewu
luwuk dalam batawi di ganti menjadi Desa Buntoi pada tahun 1970.
Ada sebagian masyarakat juga
menyebutkan sebelum menjadi Desa Buntoi nama Desa Buntoi dulunya adalah petak bahandang yang artinya tanah
merah. Mengapa disebut tanah merah karena pada waktu yang lalu masyarakat dayak
masih mengenal budaya Ngayau yang
terjadi dikalangan suku dayak. Akibat masih adanya tradisi Ngayau inilah pada
suatu saat ada pertempuran besar membuat tanah banyak bersimbahan darah akibat
peperangan tadi, dari situlah cerita petak
bahandang itu ada. Namun yang jelas sesuai yang diceritakan oleh Bapak
Dewel[1]
bahwa beliau saat lulus dari sekolah sekolah rakyat (SR) alamat ijazah yang
dipakai adalah petak bahandang.
Cerita yang ketiga asal usul
Desa Buntoi itu adalah penyebutan daerah penghasil ubi kayu/singkong oleh
pedagang dari Kota Banjarmasin. Dimana dulunya di Desa Buntoi dislah satu
sungainya yaitu disebut dengan sungai buntoi,
dipinggir sungai tersebutlah tanaman singkong yang sengaja ditanam oleh warga
banyak tumbuh. Pada masa dulu Kabupaten Pulang Pisau sebagai daerah persingahan
para pedagang melalui transportasi jalur air. Saat warga ditanya oleh para
pembeli dari Kota Barjarmasin “dari mana hasil tanaman ubi kayu/singkong ini”
lalu warga menjawab” dari buntoi nah, dari situlah nama Desa Buntoi dikenal.
Tata pemerintahan Desa Buntoi
dari tahun 1819 sampai tahun 2012 adalah sebagai berikut :
1.
Tamanggung Singa Raja Tahun 1819-1843
2.
Tamanggung Singa Mantir Tahun 1843-1867
3.
Dambung Djala Tahun
1867-1880
4.
Dambung Anom Tahun
1880-1893
5.
Dambung Surung Tahun
1893-1918
6.
Dambung Suling Tahun
1918-1935
7.
Hiskia Mangkin Tahun
1935-1952
8.
Ednan Akar Tahun
1952-1960
9.
Raim Laman Tahun
1960-1972
10. Langeh Duwas.Awan Tahun
1972-1993
11. Frantika P.Dewel Tahun
1993-2008
12. Tambang.S.A.Nuhan Tahun
2008- Sekarang
Deskripsi Wilayah
Desa Buntoi terletak dipinggiran
sungai kahayan tepatnya diesebelah selatan Ibu Kota Kabupaten Pulang Pisau,
Kecamatan Kahayan Hilir, dari jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten ±15 Km.
Batas-batas wilayah Desa Buntoi adalah sebagai berikut :
Þ sebelah Utara :
Sungai parit dan Sungai Sala dengan Desa Mentaren I, Ray 8 dengan Desa Mentaren
II
Þ Sebelah Timur :
Malang II dengan Desa Mintin, Malang II dengan Desa Mentaren II
Þ Sebelah Selatan :
Rey IX dengan Desa Mintin, Sungai garangan dengan Desa Sei baru KecamatanMaliku
Þ Sebelah Barat :
Hutan kosong dengan Kecamatan Sebangau Kuala.
Luas wilayah 180 Km², terdiri
dari sungai/kanal, Anjir dan tanah tadah hujan, serta area perswahan. Beriklim
tropis dan lembab, intensitas sinar matahari cukup tinggi dan sumber air cukup
banyak. Terdapat 1 Anjir dan 1 Kanal
yaitu :
1.
Anjir Sampit
2.
Kanal ex PLG
Terbagi menjadi 12 RT dengan jumlah
penduduk 783 KK terdiri dari :
1.
Laki-laki : 1310 Jiwa
2.
Perempuan : 1237 Jiwa
aryo numpang posting ya di blog ku untuk tambahan reprensi,,,
BalasHapussalam thomas Wanly
Http: www.rivermapping.blogspots.com