Kota
Palangkaraya adalah salah satu ibukota provinsi di Indonesia dengan nama
provinsinya Kalimantan Tengah. Setelah membaca koran online Radar Sampit
tentang tulisan om JJ Kusni bertema “ Suksesi Rektor Universitas Palangkaraya”
(lengkapnya lihat : http://radarsampit.net/berita-2251-suksesi-rektor-universitas-palangka-raya-.html),
saya selaku lulusan dari Universitas Palangkaraya merasa miris sekaligus
mengacungkan apresiasi.
Kemirisan
hati dimulai dari pendengaran saya terhadap sekolompok pemuda dengan embel
mahasiswa mengatakan mahasiswa harus tidak “berpolitik”. Lalu tulisan mengenai
tundingan miring terhadap rekan sesama mahasiswa atas aktivitas aksi turun
kejalan, dimana pada proses ini tulisan mahasiswa tersebut sengaja melemahkan
gerakan mahasiswa itu sendiri serta sengaja menyebar fitnah karena tulisan
miring tersebut tidak berdasarkan fakta. Kemirisan inipun berlanjut pada isi
tulisan om JJ Kusni dimana didalam tulisan tersebut yang mengkhususkan tentang
Universitas Palangkaraya dengan segala skandal yang ada didalamnya. Om JJ Kusni
menulis bahwa “ Oleh para pendiri provinsi Kalteng, Unpar dibangun dengan
harapan agar bisa menjadi ‘otak
Kalimantan, termasuk otak Kalimantan Tengah’ (percakapan dengan
TT.Suan, di Palangka Raya, Mei 2011) yang dalam wacana Dayak disebut Tunjung Nyahu, Cahaya Kilat
Kehidupan. Diharapkan Unpar dan lulusan Unpar bisa menjadi otak Kalimantan
ibarat pemberi cahaya dalam perjalanan maju bagi Kalimantan, termasuk Kalteng “.
Apresiasi
ditujukan kepada rekan mahasiswa yang aktif menyuarakan tentang keadilan
tentang hak-hak yang harus didapatkan secara layak oleh mahasiswa itu sendiri
seperti yang di lakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Palangka Raya (BEM
UNPAR) pada tanggal 13 september yang lalu. Dimana pihak BEM UNPAR selaku wadah
organisasi terbesar di kampus UNPAR ini melakukan aksi menunjukkan karakter
lain Unpar yaitu sebagai sarang pungli.
Aksi
yang dilakukan BEM tersebut mendapat respon oleh petinggi kampus yaitu Pembantu
Dekan III Drs. H.U.Z. Mikdar, M.Pd. mengatakan: “Saya menyambut baik aksi
solidaritas ini dan nantinya tuntutan-tuntutan dari mahasiswa ini akan
kami sampaikan kepada Dekan terpilih untuk segera ditindaklanjuti”. Sedangkan
Dekan Fakultas Ekonomi, Drs. Gundik Gohong, MS beserta beberapa unsur pimpinan
Fakultas Ekonomi lainnya berkata: “Jika kami mendapat pengaduan dari mahasiswa,
bila ada dosen yang melakukan pungutan akan kami tindaklanjuti dengan tegas,
yaitu dengan menghentikan pembimbingan dan menguji mata kuliah yang diampu.
Namun bila kami menemukan ada mahasiswa yang melakukan tindakan penyuapan
terhadap dosen mau pun karyawan akan kami skorsing”.
Saatnya Bersatu, bergerak dan
melawan
Skandal
tentang sisi lain Universitas Palangkaraya ini sebenarnya sudah menjadi rahasia
umum baik di kalangan mahasiswa itu sendiri maupun dikalangan civitas yang ada
di Unviversitas Palangkaraya. Namun skandal ini menjadi tetap bongkahan batu es
atau seperti sebuah danau yang mana tampak dipermukaan terlihat begitu tenang
namun di dalamnya penuh dengan gejolak dinamika. Keadaan yang terlihat nyaman
tersebut mengekebiri kekritisan mahasiswa itu sendiri. Kekuatan utama yaitu
gerakan mahasiswa itu sendiri yang terwadahi dalam bentuk organisasi masih
terjadi dikotomi, masih terjadi sekat-sekat sektarianisme yang mengarah kepada
insklusifnya sebuah pergerakan. Gerakan mahasiswa yang ada di Universitas
Palangkaraya masih belum menemukan wujud dari musuh bersama yang menindas
mereka. Walaupun ketidakpuasan mahasiswa dengan skala kecil telah banyak
bermunculan untuk melawan mereka yang menindas seperti yang dilakukan empat
orang mahasiswa hukum Universitas Palangkaraya pada tahun 2011 melaporkan salah
satu oknum pengawai di kampus tersebut keranah hukum dengan aduan pengelapan
biayaya uang skripsi, walaupun pada endingnya laporan mahasiswa tersebut dicabut
karena adanya penyelesaian secara kekeluargaan (lihat :http://media.hariantabengan.com/index/detailiptekberitaphoto/id/16404).
Peran
organisasi yang ada di Universitas Palangkaraya baik dalam ruang lingkup ekstra
maupun intra harus memberi pemahaman secara politik kepada mahasiswa. Dimana
politik disini tidak dipahami secara sempit dan selalu dikaitkan dengan Partai
Politik. Politik di pahami dengan proses penyadaran tentang hak dan kewajiban
sebagai seorang mahasiswa. Kegiatan seminar, kegiatan pelatihan kader
kepemimipinan adalah kegiatan politik yang sudah tidak kian asing dikehidupan
mahasiswa. Dari bentuk diskusi rutin dari tiap organisasi, pelatihan-pelatihan
yang sudah dijalan harusnya porsi untuk berbicara tentang mahasiswa itu sendiri
serta peranya dipertegas dan perbanyak. Pemahaman politik disini diartikan
tentang bagaimana mahasiswa tidak asing dengan dunia kemahasiswaanya itu
sendiri.
Pekerjaan
rumah ini adalah tangung jawab kita semua, mereka purna mereka dicap sebagai
senior bila masih di wilayah Palangkaraya masih mempunyai tangung jawab moril
terhadap gerakan mahasiswa di Univeristas Palangkaraya.
Sekali
lagi mahasiswa tidak boleh asing dengan dunia kemahasiswaanya, saatnya kita
bertanya sudah berapa banyak kawan mahasiswa yang lain untuk kita sadarkan,
untuk kita gerakan, dan untuk mempersatukan mahasiswa progresif Universitas
Palangkaraya.
Sahabatmu,
Aryo Sang Penggoda (Sekum Demisioner Gerakan Mahasiswa Palangkaraya)
sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar