Jumat, 19 Oktober 2012

Saatnya Mahasiswa Bersatu, Bergerak dan Melawan



Kota Palangkaraya adalah salah satu ibukota provinsi di Indonesia dengan nama provinsinya Kalimantan Tengah. Setelah membaca koran online Radar Sampit tentang tulisan om JJ Kusni bertema “ Suksesi Rektor Universitas Palangkaraya” (lengkapnya lihat : http://radarsampit.net/berita-2251-suksesi-rektor-universitas-palangka-raya-.html), saya selaku lulusan dari Universitas Palangkaraya merasa miris sekaligus mengacungkan apresiasi.

Kemirisan hati dimulai dari pendengaran saya terhadap sekolompok pemuda dengan embel mahasiswa mengatakan mahasiswa harus tidak “berpolitik”. Lalu tulisan mengenai tundingan miring terhadap rekan sesama mahasiswa atas aktivitas aksi turun kejalan, dimana pada proses ini tulisan mahasiswa tersebut sengaja melemahkan gerakan mahasiswa itu sendiri serta sengaja menyebar fitnah karena tulisan miring tersebut tidak berdasarkan fakta. Kemirisan inipun berlanjut pada isi tulisan om JJ Kusni dimana didalam tulisan tersebut yang mengkhususkan tentang Universitas Palangkaraya dengan segala skandal yang ada didalamnya. Om JJ Kusni menulis bahwa “ Oleh para pendiri provinsi Kalteng, Unpar dibangun dengan harapan agar bisa menjadi ‘otak Kalimantan, termasuk otak Kalimantan Tengah’ (percakapan dengan TT.Suan, di Palangka Raya, Mei 2011) yang dalam wacana Dayak disebut Tunjung Nyahu, Cahaya Kilat Kehidupan. Diharapkan Unpar dan lulusan Unpar bisa menjadi otak Kalimantan ibarat pemberi cahaya dalam perjalanan maju bagi Kalimantan, termasuk Kalteng “.

Apresiasi ditujukan kepada rekan mahasiswa yang aktif menyuarakan tentang keadilan tentang hak-hak yang harus didapatkan secara layak oleh mahasiswa itu sendiri seperti yang di lakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Palangka Raya (BEM UNPAR) pada tanggal 13 september yang lalu. Dimana pihak BEM UNPAR selaku wadah organisasi terbesar di kampus UNPAR ini melakukan aksi menunjukkan karakter lain Unpar yaitu sebagai sarang pungli.

Aksi yang dilakukan BEM tersebut mendapat respon oleh petinggi kampus yaitu Pembantu Dekan III Drs. H.U.Z. Mikdar, M.Pd.  mengatakan: “Saya menyambut baik aksi solidaritas ini dan nantinya tuntutan-tuntutan  dari mahasiswa ini akan kami sampaikan kepada Dekan terpilih untuk segera ditindaklanjuti”. Sedangkan Dekan Fakultas Ekonomi, Drs. Gundik Gohong, MS beserta beberapa unsur pimpinan Fakultas Ekonomi lainnya berkata: “Jika kami mendapat pengaduan dari mahasiswa, bila ada dosen yang melakukan pungutan akan kami tindaklanjuti dengan tegas, yaitu dengan menghentikan pembimbingan dan menguji mata kuliah yang diampu. Namun bila kami menemukan ada mahasiswa yang melakukan tindakan penyuapan  terhadap dosen mau pun karyawan akan kami skorsing”.

Saatnya Bersatu, bergerak dan melawan

Skandal tentang sisi lain Universitas Palangkaraya ini sebenarnya sudah menjadi rahasia umum baik di kalangan mahasiswa itu sendiri maupun dikalangan civitas yang ada di Unviversitas Palangkaraya. Namun skandal ini menjadi tetap bongkahan batu es atau seperti sebuah danau yang mana tampak dipermukaan terlihat begitu tenang namun di dalamnya penuh dengan gejolak dinamika. Keadaan yang terlihat nyaman tersebut mengekebiri kekritisan mahasiswa itu sendiri. Kekuatan utama yaitu gerakan mahasiswa itu sendiri yang terwadahi dalam bentuk organisasi masih terjadi dikotomi, masih terjadi sekat-sekat sektarianisme yang mengarah kepada insklusifnya sebuah pergerakan. Gerakan mahasiswa yang ada di Universitas Palangkaraya masih belum menemukan wujud dari musuh bersama yang menindas mereka. Walaupun ketidakpuasan mahasiswa dengan skala kecil telah banyak bermunculan untuk melawan mereka yang menindas seperti yang dilakukan empat orang mahasiswa hukum Universitas Palangkaraya pada tahun 2011 melaporkan salah satu oknum pengawai di kampus tersebut keranah hukum dengan aduan pengelapan biayaya uang skripsi, walaupun pada endingnya laporan mahasiswa tersebut dicabut karena adanya penyelesaian secara kekeluargaan (lihat :http://media.hariantabengan.com/index/detailiptekberitaphoto/id/16404).

Peran organisasi yang ada di Universitas Palangkaraya baik dalam ruang lingkup ekstra maupun intra harus memberi pemahaman secara politik kepada mahasiswa. Dimana politik disini tidak dipahami secara sempit dan selalu dikaitkan dengan Partai Politik. Politik di pahami dengan proses penyadaran tentang hak dan kewajiban sebagai seorang mahasiswa. Kegiatan seminar, kegiatan pelatihan kader kepemimipinan adalah kegiatan politik yang sudah tidak kian asing dikehidupan mahasiswa. Dari bentuk diskusi rutin dari tiap organisasi, pelatihan-pelatihan yang sudah dijalan harusnya porsi untuk berbicara tentang mahasiswa itu sendiri serta peranya dipertegas dan perbanyak. Pemahaman politik disini diartikan tentang bagaimana mahasiswa tidak asing dengan dunia kemahasiswaanya itu sendiri.

Pekerjaan rumah ini adalah tangung jawab kita semua, mereka purna mereka dicap sebagai senior bila masih di wilayah Palangkaraya masih mempunyai tangung jawab moril terhadap gerakan mahasiswa di Univeristas Palangkaraya.

Sekali lagi mahasiswa tidak boleh asing dengan dunia kemahasiswaanya, saatnya kita bertanya sudah berapa banyak kawan mahasiswa yang lain untuk kita sadarkan, untuk kita gerakan, dan untuk mempersatukan mahasiswa progresif Universitas Palangkaraya.

Sahabatmu, Aryo Sang Penggoda (Sekum Demisioner Gerakan Mahasiswa Palangkaraya)

sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar