|
10-08-2011 00:00
|
Harian Umum Tabengan,
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
(GMNI) melebarkan sayap ke Kalteng. Pada 11 Juli 2011 lalu, Yusup Roni
Tamanggung Singapuar resmi dipercaya menjadi Pjs DPC GMNI Kota Palangka Raya
bersama Aryo Nugroho Waluyo, Pjs Sekretaris. Ditemui di
sekretariatnya di Kompleks KNPI Kalteng, Selasa (9/8), Roni mengatakan, sesuai
dengan mandat yang diberikan Presidium GMNI Pusat, dirinya mendapat tugas untuk
membentuk kepengurusan GMNI hingga ke seluruh 13 kabupaten di Kalteng.
Saat ini, bersama dengan beberapa pengurus GMNI Kota Palangka Raya, ia masih
sebatas menggelar sejumlah rapat untuk mempersiapkan turunnya Surat Keputusan
(SK) Kareteker GMNI Kalteng yang diperkirakan diterima pada Agustus ini.
Setelah SK itu turun, GMNI Pusat memberi tenggat waktu selama enam untuk
menjalankan tiga langkah strategis. Mengadakan Pekan Penerimaan Anggota Baru
(PPAB), kaderisasi tingkat dasar, dan Konferensi Cabang GMNI Kalteng untuk
memilih pengurus Koordinator Daerah (Korda) GMNI Kalteng untuk periode tiga
tahun.
Namun terpenting sebelum tiga langkah itu dilakukan, ia akan mengadakan
audiensi dengan sejumlah pejabat daerah dan senior GMNI di Kalteng seperti R
Atu Narang (Ketua DPRD Kalteng), Sigit K Yunianto (Ketua DPRD Kota Palangka
Raya) maupun sejumlah tokoh GMNI di Kalteng yang sebelumnya pernah aktif di
sejumlah daerah di Kalsel maupun Pulau Jawa.
Juga
membertuk komisariat di seluruh universitas di Kota Palangka Raya, seperti
Universitas Palangka Raya (Unpar), Universitas Muhammadiyah Palangka Raya
(UMP), Universitas Kristen Palangka Raya (Unkrip), Sekolah Tinggi Agama Hindu
Kaharingan Negeri (STAHN), serta sejumlah perguruan tinggi lainnya. Setelah
itu, baru melebar hingga ke tingkat 13 kabupaten se-Kalteng.
“Untuk
menggelar Konfercab GMNI, kami hanya dipersyaratkan membentuk tiga Dewan
Pimpinan Cabang (DPC) GMNI. Yang potensial karena memiliki perguruan tinggi,
selain Kota Palangka Raya adalah Kabupaten Kapuas, Kotawaringin Timur,
Kotawaringin Barat, Seruyan, dan Barito Utara. Kami menargetkan tahun 2012
mendatang sudah terbentuk Korda GMNI Kalteng,” ujar Roni.
Ia
menegaskan, GMNI merupakan organisasi kepemudaan (OKP) yang berlingkup nasional. Artinya bukan organisasi kedaerahan,
keagamaan, kesukuan atau golongan yang bersifat terbatas. Makna Nasional juga
mengandung pengertian, yang diperjuangkan GMNI adalah menyangkut kepentingan
Nasional. ”Sebagai organisasi yang berwatak Nasionalis, Nasionalisme GMNI
adalah Nasionalisme Pancasila,” katanya.
Selain itu, GMNI adalah organisasi independen dan berwatak kerakyatan.
“GMNI tidak berafiliasi pada kekuatan politik manapun dan berdaulat penuh
dengan prinsip percaya pada kekuatan diri sendiri. Namun independensi bukan
berarti netral, sebab GMNI senantiasa proaktif dalam perjuangan sesuai dengan
azas dan doktrin perjuangan yang dijalankan,” tegas Roni.
Sebagai Organisasi gerakan perjuangan, tujuan perjuangan GMNI, lanjut
Roni, mendidik kader bangsa untuk mewujudkan masyarakat Pancasila sesuai
dengan amanat UUD 1945 yang sejati. Sebab dalam keyakinan GMNI, hanya dalam
masyarakat Pancasila yang sejati, Kaum Marhaen dapat diselamatkan dari bencana
kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, dan terhindar dari berbagai bentuk
penindasan.
Menurut Roni, keberadaan GMNI di Kalteng sangat tepat karena sesuai dengan
falsafah Huma Betang yang menggambarkan kehidupan beragam suku, agama
maupun golongan, namun tetap dapat bersatu dalam bingkai NKRI.
Meski baru terbentuk, DPC GMNI telah melakukan gerakan massa seperti
penggalangan dana untuk korban bencana alam gunung merapi di Tomohon,
Sulawesi Utara. “Sebelumnya kami juga menggelar aksi massa bersama LSM dan NGO
membela hak warga transmigran di Desa Biru Maju, Kecamatan Telawang, Kabupaten
Kotawaringin Timur untuk menuntut penyelesaian dugaan pencaplokan lahan mereka
oleh PT Buana Artha Sejahteras (PT BAS) seluas 300 hektar,” imbuh Roni.anr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar