Damai hanya dalam
tulisan dan lisan
Tersusun rapi dikertas putih namun tidak tersusun rapi dihati
Damai hanya sebuah kata buaian
Jika yang terjadi tidak sesuai isi
Semua insan memerlukan indahnya perdamaian
Untuk prasasti tidak saling menyakiti
Namun apa boleh dikata jika nurani tak menjadi sandaran dalam hal ini
Indahnya damai menguap diperapian
Selaksa asap, nampak putih namun tak terjamah
Penerjemah damai seharusnya taat pada aturan
Namun damai hanya kiasan yang tak beraturan
Presepsi bengis selalu mengintai pada jiwa-jiwa yang lemah
Api akan tetap menjadi api
Jika yang diberi adalah pemicu api
Api akan menjadi padam dan sepi
Jika dendam dapat teratasi
Cuplikan peran memang menghiasai kata damai
Namun realita tak memihaknya
Seperti semula, atau lebih dari ini
Proses dibuat begitu cepat dengan akhiran dikhianati
Bait-bait senja tak mengekpresikan apa-apa
Hanya sebuah bait, mengapa engkau harus perduli
Walau nasib telah diujung tanduk
Biarkan aku terduduk
Atas jerih payah ini
Semoga mereka tidak lupa
Kembali pada bab kewaspadaan
Pada sela-sela jari
Yang ingin deguban jantung ini berhenti
semoga ada kesetian dalam kepastian
Waktu akan menjawab bahwa damai itu untuk siapa
Untukku atau Untukmu
Wahai insan manusia, belajarlah pada alam raya
Karena damai bukan untuk saling menyakiti
Namun untuk saling mengerti
@Sang Penggoda, Dibawah Langit, 22/09/2011 {22.08 WIB}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar