Matahari
begitu sejuk menjilat kulit sang laskar kuning...
Pada
hari itu niat baik menjadi terbalik
Konsesi
sekata namun tak seiya jadinya...
Kepentingan
berbalut budaya
Merantai
jiwa - jiwa polos agar damai marunting batu aji
Polos
dan tak berdosa
Terjerembab
pada gubangan para babi - babi
Kamipun
menjadi babi
Karena
berada dalam gerombolan babi
Citra
itu lenyap seiring air ludah dari kaum suci
Malaikat
datang dengan jubah putihnya
Menghakimi
kami
Bodoh,
pelacur adalah puisi tersantun yg kami terima
Malaikat
berbicara idealisme
Malaikat
kecewa dengan kami yang telah ternoda
Karat
sungguh berkarat dan segunung salah kami
Kami
akui itu
Malaikat
menumpahkan syair - syair merdu
Dari
segala penjuru
Malaikat
tertawa karena kami menjadi babi
Arti
babi yang kami tak pahami
Malaikat
menari - nari
Dengan
menenteng pedang terhunus berkilau
Mata
- mata malaikat walau sayu
Namun
ingin menginginkan darah kami
Malaikat
menjadi antusiasme
Terhadap
kami
Saat
terjatuh, saat digubangan babi - babi
Namun
bukan sabda Tuhan namun bahasa babi yang dilafazkan
Malaikat
mengutuk, mengutuk kami yg sudah senja
Disaat
kami terseok, para malaikat angkuh disingasananya
Apakah
ini sebuah keadilan seperti malaikat biasa seru
Tak
ada jalankah yg harus ditempuh atau hanya bisa meludahi
Opini
ini menjadi sempurna
Dengan
tambahan rupiah sejumlah nasi
Bukankan
ini adalah suatu perjalanan dan juga suatu pilihan
Pilihan
yang harus diakui
Diakui
kami salah dan kami bukan sempurna
Para
malaikat apa kehendakmu
Adili
kami
Dengan
cara malaikat bukan cara babi....
Pada 14 Januari 2011 pukul 23:44
Cerita Demo BEM UNPAR di KPU Palangka Raya
Cerita Demo BEM UNPAR di KPU Palangka Raya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar